INSTRUKSI KEPADA PENDERITA PASCA OPERASI

1. Kompres es 10 menit dan dilepas 10 menit bergantian.

2. Jangan mengangkat bibir untuk memeriksa jahitan karena jaringan dapat sobek.

3. Gosok gigi seperti biasa, tapi hati-hati pada daerah yang dekat bagian yang dioperasi.

4. Keesokan harinya kumur dengan air garam (½ sendok teh garam dalam 1 gelas air hangat) setiap 3 jam. Keesokan harinya lagi, kumur dengan air garam tiap kali sesudah makan dan sebelum tidur.

5. Pembengkakan akan terjadi 2-3 hari dan kemudian mereda. Jika timbul panas tinggi hubungi dokter (datang kembali).

6. Biasanya ada rasa sakit. Jika ada resep, diminum obatnya. Jika perlu dan tidak diberi resep, serta tidak ada kontraindikasi, minum aspirin setiap 4 jam.

7. Hindari makanan keras dan yang perlu dikunyah dengan kuat.

8. Hindari minuman beralkohol dan janagn merokok selama 24 jam.

9. Supaya datang lagi untuk membuka jahitan.

10. Jika ada yang ditanyakan, supaya menghubungi dokter.


dafpus :

Bence, Richard. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik. Jakarta : UI Press

Selengkapnya...

Curahan Hati Seorang Perempuan

aku memang ada rasa...
aku tak tau apakah yg kau rasa adalah sama...

entah kenapa,,
aku tak ingin kau tau,,
perihal ada rasa di dalam hatiku...

aku pun tak ingin tau,,,
adakah kesamaan di dalam dirimu...

karena,,

aku malu...
bukan karena aku malu menyukai lelaki seperti mu,,
namun aku malu jika ternyata rasamu tak sama padaku...
aku malu,,,beraninya perempuan seperti ku menaruh hati padamu...

aku takut...
aku takut sakit hati lagi...
karena aku tau,,semua rasa ini memang tak pasti...

terlebih lagi,,,
karena aku adalah seorang perempuan...

tak ada mawar yg hampiri kumbang...
tak tau apakah kumbang akan tertarik pada mawar yg tidak rupawan...

akankah tetap diam disini dan menunggu??

ya !!!

karena,,
aku memang seorang perempuan...


wid full of love,,


rere
14-12-2009 Selengkapnya...

BLEACHING PASCA PERAWATAN ENDODONTIC

TEKHNIK BLEACHING

  1. Periksa secara radiografik dan klinik apakah gigi yang sudah dirawat isi saluran akarnya baik dan tanpa simtom.

  2. Untuk mencegah iritasi, gingival dioles dengan petrolatum atau vaselin atau bahan lain, dan gigi yang akan diputihkan diisolasi dengan isolator. Dengan tindakan ini bahan pemutih tidak akan mengenai gingiva.

  3. Buat kavitas dari dataran lingual dan angkat atap kamar pulpa dan seluruh kamar pulpa dibuka (termasuk tanduk pulpa) sehingga seluruh isinya dapat diangkat dan dapat dibersihkan dengan sempurna.

  4. Angkat isi saluran akar sampai 2 mm di bawah garis gingiva bagian labial dan beri lapisan semen ZnO eugenol setebal 1 mm di atasnya.

  5. Dengan bor putaran lambat memakai contra angle, angkat dentin yang berubah warna dengan hati-hati supaya email tidak telanjang dan akan member hasil estetik yang jelek serta melemahkan gigi.

  6. Sesudah irigasi dengan air untuk menghilangkan serbuk dentin dan kotoran, kamar pulpa dikeringkan dengan alcohol 95% atau campuran kloroform dengan aseton 1 : 3 dan dikeringkan lagi.

  7. Maukkan bulatan-bulatan kapas yang telah dibasahi dengan superoksol (hydrogen peroksida 35%) ke dalam kamar pulpa di bagian labial secara longgar. Hati-hati supaya superoksol tidak berkontak dengan jaringan vital, baik pada pasien maupun operator.

  8. Bebaskan oksigen pada bahan pemutih dengan menekankan alat yang dipanaskan pada bulatan kapas lagi sampai kering. Alat pemutih atau alat-alat bidak elektrik sebagai sumber panas yang terkontrol secara termostatik selama pemutihan jika ada dapat dipakai. Bulatan-bulatan kapas kemudian diangkat dan tahap 7 dan 8 diulang sesuai kebutuhan untuk memutihkan gigi kembali.

  1. Jika warna gigi kurang putih sesudah pengulangan tahap 7 dan 8, buat campuran natrium perbonat (atau natrium monohidrit) dengan superoksol seperti pasta kental dan diletakkan di kamar pulpa. Tutup segera dengan tumpatan sementara untuk mencegah penguapan superoksol dan pasien dipesan dating seminggu kemudian. Jika diperlukan pemutihan lagi, tahap 6 sampai 9 diulang sampai warna yang diharapkan tercapai, atau prosedur pemutihan dihentikan sampai menunggu hasilnya.

  2. Jika warna yang diharapkan sudah tercapai, keringkan ruang pulpa dan isi dengan semen silikat yang paling putih. Kemudian gigi ditumpat dengan resin komposit dan diperiksa dengan kertas artikulasi.


DAFTAR PUSTAKA

Bence, Richard. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik. Jakarta : UI Press


Selengkapnya...

RESTORASI DAN PASAK PADA PASCA PERAWATAN ENDODONTIC

PERTIMBANGAN PEMBUATAN RESTORASI PASCA PERAWATAN ENDODONTIK

  1. Gigi yang telah mengalami perawatan endodontic mungkin lebih getas (brittle) dan karenanya lebih mudah patah. Hal ini mungkin disebabkan karena kandungan air yang rendah pada jaringan kerasnya daripada gigi dengan pulpa vital.
  2. Sesudah jaringan karies diangkat dan perawatan endodontic, dinding email tidak mendapat dukungan yang baik karena kariesnya menggantung dank arena preparasi ruang pulpa. Tumpatan amalgam atau inlay bukan merupakan pilihan yang baik karena tonjol tetap tidak terlindung dan dapat terjadi fraktur vertical.
  3. Sedikit atau tidak adanya jaringan gigi di mahkota menyebabkan tidak dipilihnya perencanaan restorasi tanpa retensi intraradikuler.


PERTIMBANGAN UNTUK RANCANGAN PASAK DAN PREPARASINYA
  1. Jika terlalu pendek, kemungkinan patahnya akar akan lebih besar. Tekanan yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar yang tidak ditunjang oleh tulang.

  1. Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1 – 1 ½ kali panjang mahkota) tekanan yang diterima mahkota akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan pasak.

  1. Jika preparasi pasak terlalu lebar, akar akan menjadi lemah dan kemungkinan fraktur lebih besar. Preparasi yang terlalu lebar mungkin akan mengakibatkan perforasi akar. Pasak yang pendek dan lebar sering mengakibatkan fraktur akar.

  1. Jika preparasi dan pasak terlalu sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk mencetaknya dan karena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi lebih kuat.


BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMBUATAN PASAK

  1. Endopost, adalah campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat sesuai dengan standar alat endodontic dari ukuran 70 sampai dengan 140; dapat dituang emas dan logam mulia lainnya.

  2. Endowel, adalah pin plastic berukuran standar 80- 140. Jika telah pas dengan preparasi pasak dan dibuat pada malam atau pola resin, akan menguap keluar dari investment dan meninggalkan cetakan yang dapat dituang dengan logam.


DAFTAR PUSTAKA

Bence, Richard. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik. Jakarta : UI Press


Selengkapnya...

PENYAKIT DARAH

Anemia Megaloblaster
Terapi :
Pada anemia kekurangan vitamin B12, TIDAK BOLEH member asam folium, yang dapat menyebabkan makin parahnya gejala neurologis dan tidak dapat diubah lagi. Sedangkan pemberian asam folat pada penderita kekurangan vitamin B 12 tidak berpengaruh apa-apa.

Anemia Kekurangan Zat Besi
Etiologi :

  • Pada pria : setelah berumur lebih dari 50 tahun dan biasanya disebabkan oleh kehilangan darah patologis (cave : tumor).
  • Pada anak-anak : defisiensi diit (hanya susu kaleng, boleh dikatakan tidak mengandung besi sama sekali).kurangnya depot pada waktu lahir,Kelahiran awal (premature),Kebutuhan yang sangat meningkat pada pertumbuhan yang terlalu cepat,Gangguan-gangguan resorpsi
  • Kehilangan darah patologis,antara lain :Hemoroida,Ulkus ventrikuli atau duodeni,Hiatus hernia,Jarang epistaksis,Karsinoma lambung, usofagus atau kolon,Penggunaan aspirin yang kronis,Infeksi cacing.

Leukimia Akut
Gejala :
1.Permulaanya tidak spesifik : demam, lelah, kelesuan, keringat
2.Peningkatan gejala infeksi, sebagai akibat dari kurangnya jumlah granulosit. Adanya infeksi-infeksi pada selaput lender mulut ( gingivitis, tonsillitis, sinusitis, dsb), infeksi saluran urine, infeksi saluran napas.
3.Setelah beberapa lama baru timbul gejala anemia. Hal ini disebabkan karena di satu fihak system merah didesak oleh system putih patologik dan di lain pihak karena kekurangan gizi untuk deretan merah, yang terjadi karena peningkatan penggunaan oleh system putih.
4.Trombopenia, yang terlihat dari peningkatan pendarahan.
5.Kadang timbul juga :
Sakit pada tulang dan persendian, sakit kepala, tangan atau sternum.
Sakit perut yang luar biasa, kadang diare dan muntah.


Polisitemi
Banyaknya eritrosit selalu meningkat, banyaknya leukosit biasanya meningkat, banyaknya trombosit sering meningkat. Akibatnya, jumlah seluruh volume darah meningkat, sehingga pembuluh-pembuluhnya terlalu penuh.
Manifestasi :
Biasanya mulai pada umur pertengahan. Penyebab kematian utama adalah trombosa (20%) dan perdarahan (30%). Peningkatan pendarahan disebabkan oleh : Saluran-saluran kapiler terlalu penuh, Viskositas darah meningkat, Trombosit-trombositnya tidak memenuhi persyaratan (belum sempurna).


Agranulositosis
Etiologi :
1.Infeksi-infeksi tertentu :
Bakteri : tifus, paratifus, bruselosa
Virus : inflamasi, campak, hepatitis
Tuberkulosa milier
2.Bentuk aleukimia dari myeloida akut atau leukemia limfatik
3.Obat-obatan
a)Yang dapat menyebabkan pansitopenia
b)Yang dapat menyebabkan (menjurus) kepada agranulositosa selektif
4.Anemia anaplastik
5.Anemia megaloblaster
6.Gangguan-gangguan sum-sum tulang (myelofibrosa, kahler, dsb)


Von Willebrand
Gambaran klinik :
Pendarahan yang paling menonjol ialah yang dari selaput lender. Secara klinik penyakit ini baru pertama kali memperlihatkan diri dalam bentuk pendarahan gawat setelah tonsilektomia, adenotomia atau ekstraksi gigi. Mengingat Aspirin pada setiap orang menginduksikan suatu bentuk trombopathi, akan menyebabkan kegawatan yang dapat menimbulkan malapetaka bagi penderita yang menggunakannya yang sudah ada gangguan-gangguan fungsi lempingan darah dengan pendarahan gastrointestinal atau pendarahan kemudian setelah penanganan operatif.


Daftar Pustaka :

Haanen. Pengantar Ilmu Penyakit Darah. Percetakan Offset Angkasa. Bandung : 1980.


Selengkapnya...

KISTA MULUT


BAGAN PATOGENESIS KISTA

Jenis Kista

  • Mucous Retention Cyst (Mukokel)

- Kista jaringan lunak yg terjadi akibat trauma pada mukosa rongga mulut à ruptur duktus ekskretorius glandula salivarius à akumulasi saliva di dalam jaringan.

- Dapat terjadi pada semua mukosa rongga mulut yang memiliki kelenjar liur minor, terutama mukosa bibir dan lidah.

- Seringkali ruptur dan mengeluarkan cairan mukus, seolah-olah sembuh, kemudian rekuren.


  • Ranula

- Identik dengan mukokel, hanya lokasinya pada glandula salivarius mayor dengan ukuran yang lebih besar.

- Terjadi akibat kerusakan pada duktus Wharton’s (Glandula submandibularis) atau duktus Bartholin’s (Glandula sublingualis).



Daftar Pustaka

Materi ajar Kuliah Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut SMF Gigi dan Mulut RSU DR. Saiful Anwar MALANG



Selengkapnya...

Caries Dentis - Karies Gigi

ETIOLOGI

Host :

  • Factor morfologi gigi dan posisi gigi (ukuran, bentuk gigi, pit & fissure, permukaan gigi yang kasar).

  • Struktur enamel (banyak sedikitnya mineral menentukan ke-resisten-an enamel).

  • Faktor kimia

  • Kristalografis (kepadatan enamel).

  • Gigi susu lebih rentan karies karena email mengandung lebih banyak bahan organic dan air sedangkan jumlah mineral lebih sedikit,kristalnya juga tidak padat.


PATOGENESIS

Lesi Awal :

Email berangsur-angsur larut pada saliva dan plak pH saliva + plak saliva menjadi tidak jenuh terhadap Ca dan Pospat email larut dalam saliva + plak deminaralisasi (karena larutnya bahan-bahan pembangun dan buffer saliva tidak memenuhi) terbentuk bercak putih baru bercak putih (berkelanjutan) yang dapat dilihat tanpa bantuan berkali-kali ada perlepasan asam demineralisasi > remineralisasi (demineralisasi setelah makan gula = jam, remineralisasi beberapa jam, bila pada waktu itu makan gula lagi bercak putih akan berkembang) bercak putih berkembang, berubah warna menjadi coklat kerusakan komponen-komponen organic volume pori-pori di dalam email membesar karena tepi prismata email larut demineralisasi berjalan kea rah dentin prismata kavitas baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut.

Penjalaran Karies :

Lesi mencapai dentin produk-produk bacterial mencapai dentin yang lebih miskin mineral dengan berbagai keadaan yang dapat menambah perluasan proses di dalam dentin.



FAKTOR PREDISPOSISI KARIES

  1. Ras : rahang sempit gigi berdasarkan karies meningkat

  2. Genetik : Hereditary amelogenesis imperfekta : kelainan enamel (hipoplastik, hipoklasifikasi, hipomaturasi), dentinogenesis imperfekta (struktur dentin).

  3. Umur :

  • Gigi campuran M1 sering terkena karies

  • Pubertas perubahan hormonal gingivitis Oral Higiene karies

  • Umur 40-45 tahub penuruna gingival sisa makanan menumpuk susah dibersihkan karies

  1. Saliva

  2. Pola makan


DAFTAR PUSTAKA

Schuurs, 1988, Patologi Gigi-Geligi, UGM Press, Yogyakarta


Selengkapnya...

Perjuangan Kuliah :: MENCARI GIGI !!!!

huaaaaaaaaaaaaa....kuliah tuh emg bikin ribet ya !!! ribet segala2nyaaa....
mulai dari memeras otak,,memeras keringat,,biaya mahal puula,,yg buat beli alat,,buat beli gigi,,buat fotokopii....zzzzzz....minta ampuun deeehhh.....

perjuangan kuliah saya kali ini adalah :: MENCARI GIGI !!!!

bayangin ga,,nyari gigi permanen asli tp musti bagus..*harii giniii,,sapa yg mau nyabut gigi kl giginya masih utuh dan bagus...ya kan???.apalagii kl yg dicari tuh gigi molar or panggilan gaulnya adalah gigi geraham. Omiiggooottt !!! susahnya setengah mampuss....

kemaren sampe di bela2in bolos kuliah pagii supaya bisa nyari gigi di Puskesmas n Rumah Sakit..Tp hasilnya nihil !!!!

bermula lah dari pertemuan ku dengan salah satu drg di puskesmas,,beliau bercerita bahwa jaman beliau kuliah duluu,,beliau sampe minta tolong untuk gali kuburan mencari gigi...
seeerrrreeeemmmm...tp,,itulah yg aku lakukan hari ini... :-S

harii inii,,aku nyari pesarean dan mencari juru kuncinya...2 pesarean pun berhasil aku booking....
Ya Allah,,,aku bener2 gak nyangka aku bisa senekat inii...tp paling nggak,,,aku uda nitip ke juru kunci nya,,semisal ada pembongkaran aku nitip gigi...hiiiiiiiiiiii...
:D

yaaahhh,,,,,ini sekelumit pengalaman yg agak menyeramkan demi kelangsungan kuliah kuu....
yang penting kudu tetep semangat kuliaaahh !!!!


Lets do it Girls !!!!!!!
;) Selengkapnya...

EVALUASI KEBERHASILAN PERAWATAN JARINGAN PERIODONTIUM

Evaluasi keberhasilan perawatan periodontal kadang-kadang agak sukar diketahui secara klinik maupun eksperimental. Keberhasilan perawatan dapat dilihat secara klinis, radiografis,
tindakan bedah, atau secara histologis.

  • Metode klinis yang digunakan dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah probing. Tiga cara probing yang dilakukan yaitu pengukuran kedalaman poket, tinggi berlekatan dan tinggi tulang. Menentukan tinggi perlekatan lebih penting daripada pengukuran poket. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan tepi gingiva setelah perawatan. Penilaian klinis jaringan keras memerlukan re-entry surgery atau pembedahan kedua setelah periode penyembuhan. Tindakan ini biasanya dilakukan 6 sampai 12 bulan setelah pembedahan pertama. Pembedahan kedua ini biasanya berjalan lebih cepat dan trauma yang terjadi lebih sedikit. Penilaian dilakukan dengan membuat model cetakan tulang pada waktu pembedahan pertama dan pembedahan kedua,yang kemudian dibandingkan.Teknik pengukuran secara linear terhadap perubahan jaringan keras gigi, ditentukan dan beberapa titik yaitu: 1) Tinggi puncak tulang alveolar, yaitu jarak dan batas semen enamel ke puncak tulang alveolar, 2) Kehilangan tulang, yaitu jarak dari batas semen enamel ke dasar kerusakan tulang, 3) Dalamnya kerusakan, yaitu jarak dan puncak tulang alveolar ke dasar kerusakan tulang, 4) Kedalaman probing pada kerusakan daerah furkasi horizontal, yaitu jarak dan permukaan bukal atau lingual daerah furkasi yang mengalami kerusakán, ke permukaan luar dan kedudukan probe pada lekukan furkasi.
  • Perlu adanya standar teknik pemotretan, untuk menilai regenerasi tulang alveolar. Walaupun terdapat standar teknik pemotretan, gambaran radiografis tidak dapat memperlihatkan topografi keseluruhan daerah tulang sebelum dan sesudah perawatan. Pemakaian teknik digital komputer substraction radiography akan menghasilkan gambar yang baik. Hasilnya dapat memperlihatkan perubahan tinggi puncak tulang dan dasan kerusakan yang berdekatan dengân permukaan akar, perubahan kepadatan tulang, perubahan persentasi jaringan penyangga gigi pada setiap akar gigi.Analisis radiografis dan re-entry operations dilakukan untuk mengukur regenerasi tulang pada kerusakan tulang angular sebelum dan sesudah perawatan. Analisis ini tidak dapat memperlihatkan adanya pembentukan sementum baru pada permukaan akar dan ligamentum periodontal baru.
  • Regenerasi jaringan periodontium dan perlekatan baru hanya dapat ditentukan secara tepat melalui pemeriksaan mikroskopis. Penilaian regenerasi jaringan diperlukan bukti adanya sementum baru dan pertumbuhan ligamentum periodontal ke arah koronal tulang alveolar, serta pembentukan perlekatan baru secara sempurna. Penilaian histologis perlekatan baru hanya membutuhkan.bukti terbentuknya sementum baru dengan pertumbuhan serat kolagen di antaranya.

DAFTAR PUSTAKA
Syafril, Yuniarti. Regenerasi Jaringan Periodontium Setelah Perawatan Periodontal. FKG UI. Jakarta
Selengkapnya...

Granuloma Periodontal

Definisi
Suatu pertumbuhan jaringan granulomatus yang bersambung dengan ligamen periodontal, disebabkan oleh matinya pulpa dan difusi bakteri dan toksin bakteri dari saluran akar ke dalam jaringan periradikular di sekitar foramen apikal dan lateral.

Etilogi
Matinya pulpa, diikuti oleh infeksi ringan atau iritasi jaringan periapikal yang merangsang suatu reaksi selular produktif. Suatu granuloma hanya berkembang beberapa saat setelah pulpa mati. Pada beberapa kasus, didahului dengan abses alveolar kronis.

Gejala
Tidak menghasilkan reaksi subjektif. Biasanya asimtomatik.

Diagnostik

  • Pada radiograf : daerah rarefraksi nampak nyata, dengan tidak adanya kontinuitas lamina dura.
  • Klinis : gigi yang terlibat biasanya tidak peka perkusi dan tidak goyah. Mukosa di atas apeks akar mungkin peka atau mungkin tidak peka terhadap palpasi. Gigi tidak bereaksi dengan tes termal dan listrik.
Diagnosis tepat hanya dapat dibuat dengan pemeriksaan mikroskopis.


Daftar Pustaka
Grossman
Selengkapnya...

Tak kenal maka Tak sayang

horeeeeee.....bLog pertama tercipta Lah sudaahh...*waLopun ndak ada niat buat bikin bLog Lagii*....-_-!!
uda dari dahuLu kaLa pengen bikin bLog...tapi emang dasar orang udik dari desa,,aku gak bisa bikinnya...hoahahaha

dari prinsip tak kenaL maka tak sayang,,,hayuuk kenaLan duLuu....
nama panggiLan kuu rere,,tinggaL + kuLiah di maLang-Jawa Timur-Indonesia tercinta,,
aku kuLiah di FKG sebuah universitas negeri di maLang *berasa tuLisan di koran*,,hobby aku berjoget dan nyanyi dengan suara cempreng..>.<

beberapa aLesan knapa aku pengen bikin bLog,,

  1. aku tuh cereweeett,,suka banget crita2 apa yg aku aLami stiap hari nyaa,,soo,,kLo aku ndak punya temen cerita,,nuLis di bLog aja keknya bisa deehh...
  2. pengen sharing iLmu,,khususnya iLmu2 kedokteran gigi,,siapa tau,,qt bisa saLing membantuu...*tapi iLmu2 yang Lain jg gpp,,asaL bermanfaat*..hhehehe
  3. aku pengen punya banyak temen,,trus biar gak kLiatan udik banget di dunia maya..hahaha

yayayayaya,,,udaah aahh,,
pusink juga bikin posting pertama..keknya aku kurang pengaLaman daLam haL posting-memposting....

yang penting kenaL dooLoooo....
berdasarkan prinsip tak kenaL maka tak sayang...sekarang harusnya uda sayang aku duuoonnkk...
hahhahah

Love,,

rere
Selengkapnya...

MaRii CaRii